Secara umum, sebenarnya anak-anak lebih suka menghabiskan waktu dengan bermain. Faktanya, ada juga permainan anak yang mendidik dan menyimpang banyak manfaat. Mulai dari memperkuat daya ingat, konsentrasi, dan logika dalam berpikir.
4 Permainan Anak yang Mendidik
Rangsangan pikiran bisa berasal dari berbagai cara, salah satunya melalui permainan. Dengan permainan, orang tua dapat menciptakan suasana belajar yang menyenang untuk anak-anak. Nah, berikut ini beberapa jenis permainan anak yang mendidik:
1. Menggambar
Anak yang masih berusia kecil, pasti memiliki kreativitas di dalam otaknya. Oleh sebab itu, cobalah untuk mendorongnya menggambar sesuatu sesuai pikirannya. Sebagai contoh, seperti menggambar pemandangan gunung. Selain menumbuhkan visual khas, jenis permainan ini juga akan membangun pemikiran kritis.
Hal ini karena anak harus terlatih untuk memikirkan penggunaan gambar yang tepat. Inilah mengapa seni sangat dihargai, karena bukan aktivitas yang mudah untuk dilakukan. Jadi, biarkan anak menggambar dan mewarnai sesuai dengan kreativitas yang mereka inginkan.
2. Petak Umpet
Nama petak umpet sudah tidak asing ditelinga masyarakat Indonesia. Hal ini karena sebagian besar orang-orang pernah memainkannya semasa kecil. Ternyata permainan ini memiliki manfaat mendidik. Biasanya, petak umpet akan dilakukan oleh 4 hingga 6 orang, lalu ada satu orang yang akan berjaga.
Kemudian, anak yang berjaga akan menghitung sambil menutup matanya selama 10 hitungan. Selain anak berjaga, sisa peserta akan mencari tempat persembunyian. Karena persembunyian harus aman, maka disarankan untuk tidak bersembunyi bersama-sama.
Dengan demikian, petak umpet akan mengharuskan pesertanya memikirkan waktu tepat untuk keluar tanpa tertangkap. Selain itu, anak yang berjaga juga memerlukan taktik khusus untuk menemukan persembunyian anak-anak yang lainnya.
3. Freeze Dance
Dalam bahasa Indonesia, freeze dance dikenal sebagai permainan berhenti menari. Permainan ini cukup seru untuk dilakukan bersama-sama. Sekilas permainan ini memang hampir mirip dengan lampu merah hijau, namun ada perbedaannya sedikit.
Pada freeze dance, tidak akan ada minimal jumlah pemain. Karena nanti akan ada satu orang yang menjadi pengatur musik bervolume besar. Saat lagu diputar, semua peserta dapat dengan bebas menari sesuai gaya yang diinginkan. Baru ketika lagu berhenti, maka semua peserta tidak boleh bergerak dan harus tetap di posisi.
Jika ada peserta yang kedapatan bergerak, maka peserta tersebut dinyatakan diskualifikasi dan harus keluar dari permainan. Permainan akan terus berlangsung hingga menyisakan satu orang sebagai pemenang. Selain menyenangkan, freeze dance menjadi salah satu permainan anak yang mendidik.
4. Teka-teki
Permainan pecahkan teka-teki berfungsi untuk mengasah otak dan pikiran anak-anak. Sebagai contoh, misalnya seperti teka-teki, jigsaw, labirin, tic-tac-toe, dan sejenisnya.
Ketika bermain teka-teki, anak-anak akan memecahkan jawaban apa yang paling tepat. Oleh sebab itu, jenis permainan ini dapat mengasah kinerja otak dengan baik. Karena mereka akan memikirkan strategi apa yang bagus untuk mengisi teka-teki.
Akan tetapi, teka-teki yang dilakukan sendiri mungkin memunculkan perasaan frustasi. Hal ini karena anak-anak akan cenderung lebih serius saat mencari jawabannya. Oleh sebab itu, sebaiknya saat memainkan teka-teki perlu didampingi oleh orang tua atau teman sebayanya. Sehingga bisa saling bertukar pikiran.
Ajak Anak untuk Melakukan Permainan yang Bermanfaat!
Anak dengan usia yang relatif masih kecil, tentu saja membutuhkan pendampingan yang extra. Oleh sebab itu, sebagai orang tua Anda harus bisa menghidupkan suasana. Bukan hanya menyuruh belajar saja, namun juga menciptakan permainan menyenangkan. Melalui permainan anak yang mendidik itu, semua bisa terlaksana!